KILASJATIM.COM, Jakarta – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) hari ini melaporkan kinerja keuangannya untuk periode kuartal ketiga tahun 2021.
Di tengah situasi dan kondisi pembatasan-pembatasan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19, kegiatan konstruksi nasional berlangsung lebih aktif pada semester kedua 2021.
Hingga akhir September 2021, konsumsi semen domestik tercatat meningkat sebesar 5,51% dan ekspor sebesar 35,49% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Melalui sinergi dengan SIG, SBI mencatat peningkatan total volume penjualan semen dan terak sebesar 12,95% jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, secara umum peta industri semen nasional masih tergolong berat. Belum lepas dari pandemi Covid-19 dan market overcapacity, industri semen kini juga terdampak kenaikan harga batu bara yang melonjak tinggi akibat krisis energi global.
Efisiensi Penggunaan Batu Bara
Menurut Asosiasi Semen Indonesia (ASI), batu bara sebagai sumber energi utama dalam produksi semen berkontribusi rata-rata sekitar 30% pada biaya produksi. Menyikapi hal tersebut, SBI memperkuat sinergi dengan SIG dan mengupayakan efisiensi dalam penggunaan batu bara. Berbagai upaya efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan, membantu SBI menjaga EBITDA tetap positif dan mencatat laba bersih sebesar Rp459 miliar.
Aulia Mulki Oemar, Direktur Utama SBI mengatakan, tak hanya semen, tapi industri pengguna batu bara lainnya seperti tekstil dan kertas pun kini sangat mengkhawatirkan pasokan dan kenaikan harga batu bara.
“Melalui sinergi dengan SIG, kami berusaha tetap memenuhi kebutuhan pelanggan untuk perumahan dan proyek-proyek konstruksi baik swasta maupun pemerintah,” pungkas Aulia Mulki Oemar.
SBI kembali mencetak pendapatan dobel digit pada kuartal III/2021. Sebelumnya, perseroan juga menorehkan pertumbuhan pendapatan digit ganda pada semester I/2021
Berdasarkan laporan keuangan perseroan di kuartal III/2021, Selasa (2/11/2021), SBI meraup pendapatan sebesar Rp8,07 triliun. Pendapatan ini tumbuh 10,14 persen dibandingkan kuartal III/2020 sebesar Rp7,33 triliun
Pendapatan perseroan ini dikontribusikan dari penjualan semen yang naik 9,84 persen, menjadi Rp7,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,74 triliun.
Selain itu, pendapatan dari penjualan beton jadi perseroan juga mengalami peningkatan 18,53 persen menjadi Rp572,6 miliar, dari Rp483,1 miliar secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Meningkatnya pendapatan turut membuat beban pokok pendapatan emiten berkode saham SMCB ini meningkat. Pos beban pokok pendapatan SBI naik 13,8 persen menjadi Rp6 triliun, dari Rp5,28 triliun secara tahunan.
Meski demikian, SBI tercatat masih mampu mencetak laba kotor Rp2,06 triliun. Laba kotor ini naik 0,68 persen secara tahunan dari Rp2,05 triliun
Hingga akhir September 2021, perseroan tercatat mampu membukukan pertumbuhan laba bersih 4,70 persen dari Rp438,5 miliar, menjadi Rp459,1 miliar.
Selama periode Januari-September 2021, perseroan juga mencatatkan peningkatan total aset menjadi Rp21,03 triliun, dari Rp20,7 triliun pada 2020
Jumlah liabilitas perseroan tercatat turun menjadi Rp10,1 triliun pada akhir September 2021 dari Rp13,17 triliun pada akhir Desember 2020. Rinciannya, jumlah liabilitas jangka pendek sebesar Rp3,8 triliun dan jumlah liabilitas jangka panjang sebesar Rp6,28 triliun.
Adapun jumlah ekuitas perseroan tercatat meningkat dari Rp7,5 triliun di 31 Desember 2020, menjadi Rp10,9 triliun per 30 September 2021. (kj2)